Dalam mencari ilmu, tentu kita sebagai orang yang masih awam tidak mudah sebagaimana kita membalikkan tangan kita, kecuali bagi mereka-mereka yang sudah diciptakan oleh Tuhan dengan keadaan yang Genius, atau bahkan Indigo...Nah...selama dalam mencari ilmu atau istilahnya BELAJAR, tidak sedikit halangan yang kita hadapi, seperti akhir-akhir ini musim hujan masih berlangsung di Indonesia. Banyak dari teman-teman kita harus basah kuyup, hanya sekedar memperjuangkan untuk dapat pergi ke sekolah. Namun, perlu di ingat bahwa jadikan semua itu sebagai kenikmatan kita dalam mencari ilmu. Apabila kita menikmati kenikmatan itu tentu kita akan pusatkan pikiran kita, bagaimana kita agar dapat sampai ke sekolah.
Pada hakikatnya makna KESABARAN adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat. Ada satu contoh lagi, semisal kita tengah berada di dalam ruangan konser. Saat sedang asyik menikmati indahnya alunan musik, tiba-tiba ingat bahwa pintu mobil belum dikunci. Pasti kita langsung khawatir terjadi sesuatu terhadap mobil kita. Celakanya, kita tak dapat keluar begitu saja dari ruangan itu. Akibatnya kita menjadi gelisah dan tak dapat lagi menikmati musik konser. Kita begitu tak sabar menunggu konser tersebut berlalu.
Sebenarnya ilustrasi tersebut menggambarkan definisi baru mengenai kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan menyatukan badan dan pikiran kita (body and mind) di satu tempat. Nah, begitu badan dan pikiran kita berada di tempat yang berbeda, maka kita akan sangat gelisah dan kehilangan kesabaran.
Lihatlah contoh di atas. Ketika badan dan pikiran kita ada di ruangan konser, kita begitu menikmati segala sesuatunya. Tapi begitu kita sadar bahwa mobil belum terkunci, seketika itu juga pikiran kita beralih ke tempat parkir. Pada saat itu kenikmatan kita menonton berubah menjadi penderitaan, ketegangan dan kegelisahan. Kalau semula kita begitu sabar menikmati indahnya alunan musik detik demi detik, kini kesabaran itu benar-benar habis. Badan kita masih di tempat konser, sementara pikiran ada di tempat lain.
Dengan contoh sederhana ini, mari kita merevisi total pemahaman kita mengenai kesabaran. Selama ini, sabar seringkali diartikan dengan bersedia menderita, bersikap tabah, mengalah, dan seterusnya. Sabar sering diekspresikan dengan mengurut dada. Kita mengalami musibah, kemudian orang datang dan mengatakan,''Bersabarlah
menghadapi cobaan ini.'' Saat kita diperlakukan sewenang-wenang, kawan-kawan kita akan mengatakan, ''Bersabarlah, biar nanti Tuhan yang akan membalas orang itu.''
Tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Yang salah adalah maknanya. Seolah-olah bersabar hanyalah dikaitkan dengan penderitaan hidup. Karena itu ekspresinya adalah mengurut dada. Ekspresi seperti ini mereduksi begitu banyak makna mengenai kesabaran. Padahal kesabaran adalah rahasia terpenting untuk menikmati hidup. Kalau kita bersabar, kita akan benar-benar menikmati saat-saat terindah dalam hidup kita.
Kita diperintahkan untuk bersabar dalam tiga hal:
(1)Bersabar dalam menunaikan segala fardu dan kewajiban. Inilah pendapat Ibn Abbas Muqatil. “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang. dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk. (Q.S. al-Baqarah ayat 45).
(2)Bersabar dalam meninggalkan segala maksiat. Inilah pendapat Qatadah. Menurut as-Syaukani melalui tafsirnya, Fath al-Qadir berkata: “Yang dimaksud sabar, ialah kamu mintalah pertolongan dengan menghalang jiwamu dari pada mengikut nafsu syahwat dan hanya melakukan ketaatan, di samping menghalang dari pada terkena perkara yang menyakitkan.”
(3)Bersabar dengan tidak berebut jawatan. Ia ditujukan kepada Ahli Kitab.
Jadi, marilah kita bersabar. Dan hidup akan terasa lebih nikmat. Jangan mengurut dada, karena kesabaran adalah kenikmatan bukannya penderitaan. Apapun karir dan profesi kita, yang menyebabkan kita berhasil bukanlah kepandaian tetapi kesabaran kita. Inilah rahasianya mengapa semua agama selalu mengatakan, ''Innalloha ma a shobiriin - Sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar!''
artikel ini aku baca dari beberapa sumber dari internet,
Dalam Juga Butuh Sabar
Sebenarnya ilustrasi tersebut menggambarkan definisi baru mengenai kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan menyatukan badan dan pikiran kita (body and mind) di satu tempat. Nah, begitu badan dan pikiran kita berada di tempat yang berbeda, maka kita akan sangat gelisah dan kehilangan kesabaran.
Lihatlah contoh di atas. Ketika badan dan pikiran kita ada di ruangan konser, kita begitu menikmati segala sesuatunya. Tapi begitu kita sadar bahwa mobil belum terkunci, seketika itu juga pikiran kita beralih ke tempat parkir. Pada saat itu kenikmatan kita menonton berubah menjadi penderitaan, ketegangan dan kegelisahan. Kalau semula kita begitu sabar menikmati indahnya alunan musik detik demi detik, kini kesabaran itu benar-benar habis. Badan kita masih di tempat konser, sementara pikiran ada di tempat lain.
menghadapi cobaan ini.'' Saat kita diperlakukan sewenang-wenang, kawan-kawan kita akan mengatakan, ''Bersabarlah, biar nanti Tuhan yang akan membalas orang itu.''
Tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Yang salah adalah maknanya. Seolah-olah bersabar hanyalah dikaitkan dengan penderitaan hidup. Karena itu ekspresinya adalah mengurut dada. Ekspresi seperti ini mereduksi begitu banyak makna mengenai kesabaran. Padahal kesabaran adalah rahasia terpenting untuk menikmati hidup. Kalau kita bersabar, kita akan benar-benar menikmati saat-saat terindah dalam hidup kita.